Jumat, 15 April 2011

makalah sepak bola

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ke 2 saya yang berjudul “Sepak Bola Indonesia ” yang disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu social dasar.
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada dosen pembimbing saya karena sudah membantu hingga makalah ini selesai . Dan kepada teman teman , serta orang lain yang sudah tidak langsung membantu saya.
Dikarenakan saya masih baru dalam menusun makalah , mungkin ada beberapa kata atau makna yang salah . oleh karena itu dimohon kritik dan saran yang membangun.
Dengan ini saya mengucapkan selamat membaca dan semoga dapat berguna untuk para pembaca sekalian . Terima kasih

Jakarta , 14 Desember 2010


 Penulis 




DAFTAR ISI

I.   Pendahuluan                
1.1 Latar Belakang…………………………………..
1.2 Tujuan……………………………………………
II. Pembahasan
2.1. Sepak Bola Indonesia………………………….
2.2. Kostum ……………………………………………………….
2.3. Tim Inti………………………………………….

III.`Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………….
3.2 Saran………………………………………………
3.3 Daftar Pustaka……………………………………..



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

            Sepak bola Indonesia pada minggu minggu terakhir ini banyak dibicarakan oleh semua masyarakat Indonesia . Apalagi karena Indonesia berhasil menang terus menerus dalam paiala AFF Suzuki Cup “

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
·         Untuk Sekedar informasi
·         Untuk Menambah Pengetahuan






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sepak Bola indonesia
Indonesia pada tahun 1938 (di masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah namaDutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala DuniaIndonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara, Indonesia (Hindia Belanda) dan Jepang karena saat itu dunia sepakbola Asiamemang hampir tidak ada. Namun, Indonesia akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936milik bangsa BelandaHwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsaTionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang IndonesiaNederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)sebuah organisasi sepakbola orang-orang Belanda di Hindia Belanda menaruh hormat kepada Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) lantaran Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB)yang memakai bintang-bintang dari NIVB kalah dengan skor 2-1 lawan Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ)salah satu klub anggota PSSI dalam sebuah ajang kompetisi PSSI ke III pada 1933 di Surabaya.
NIVU yang semula memandang sebelah mata PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepakbola di Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebabPSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, PSSI membuktikannya. Pada 7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya MaladiDjawadMoestaram,Sardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang UnionSemarang. Padahal Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan timPSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin, ketua PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme Indonesia, sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang Belanda. Tapi FIFA mengakui NIVU sebagai perwakilan dari Hindia Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di Solo pada 1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di Perancis, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua NIVUJohannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland.

2.2 Kostum
Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun 1962 hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal YugoslaviaToni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti M. ZaelanDjamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun 1964 hingga 1972, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, kita hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games XI-1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Kings Cup 1981," kata Ronny Pattinasarani yang memperkuat PSSI tahun 1970-1985.
Di Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada .
Tapi pada piala AFF kali ini Indonesia mempunyai kostum yang baru yaitu




2.3 Tim utama
Pelatih: Alfred Riedl 
Daftar 25 pemain seleksi 
AFF Suzuki Cup 2010
No.
Posisi
Pemain
Tanggal Lahir (Usia)
Penampilan
Gol
Klub
1
14 Maret 1981 (umur 29)
27
0
12
28 Desember 1982 (umur 27)
3
0
23
7 Mei 1990 (umur 20)
0
0
2
15 September 1984 (umur 26)
7
0
3
3 Mei 1984 (umur 26)
4
0
5
12 Mei 1982 (umur 28)
44
2
7
20 Maret 1986 (umur 24)
4
0
22
8 Juni 1980 (umur 30)
36
5
26
12 September 1985 (umur 25)
13
0
23
29 Januari 1984 (umur 26)
12
0
29
Yesaya Desnam
25 Juni 1985 (umur 25)
1
0
30
4 November 1978 (umur 32)
12
1
6
Tony Sucipto
12 Februari 1986 (umur 24)
4
1
8
18 Juni 1984 (umur 26)
19
1
10
10 Oktober 1990 (umur 20)
6
3
14
3 Januari 1984 (umur 26)
16
4
15
Firman Utina (Kapten)
15 Desember 1981 (umur 29)
40
6
19
13 Juli 1985 (umur 25)
6
0
17
11 Agustus 1988 (umur 22)
4
2
13
16 Mei 1990 (umur 20)
0
0
9
30 Agustus 1976 (umur 34)
4
4
20
10 Juni 1980 (umur 30)
76
36
21
23 November 1989 (umur 21)
4
2
Johan Juansyah
25 Oktober 1988 (umur 22)
1
0






BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Walaupun persepak bolaan Indonesia pernah menurun prestasinya , tapi kita masih bias memperbaikinya . Contohnya pada piala AFF kali ini . kita harus membuktikan bahwa Indonesia masih merupakan macan asia .

 3.2  SARAN

Saya harap para pemain lebih bersemangat lagi guna mendapatkan prestasi yang membanggakan . Dan untuk PSSI , kalian jangan pernah mengurusi masalah kalian sendiri . Uru kewajiban untuk membangun sepak bola Indonesia seperti masa jayanya lalu . “ KEMENANGAN HARUS KITA DAPAT ! SEMANGAT INDONESIAKU !”

3.3   Daftar Pustaka